Selasa, 10 Maret 2015

Makalah Upaya Pemerintah Dalam Pemberdayaan Masyarakat




UPAYA PEMERINTAH DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


DISUSUN OLEH

NUR  AMELIA  SANUSI  PUTRI (1405045041)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MATEMATIKA
2014
SAMARINDA
ABSTRAK

Pemerintah pasti menginginkan bangsanya maju bukan hanya berkembang. Suatu bangsa yang maju akan selalu bergantung pada Sumber Daya Manusianya (SDM). Namun kenyataannya masih banyak sekali Sumber Daya Manusia yang kurang tepat pemberdayaannya.

Pemerintah daerah dan masyarakat di daerah dituntut untuk lebih diberdayakan sekaligus diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk mempercepat laju pembangunan daerah.  Namun potensi sumber daya alam tersebut belum dapat sepenuhnya dimanfaatkan dan diolah dengan tepat dan optimal oleh masyarakatnya.  

Pemberdayaaan masyarakat adalah merupkan strategi pembangunan. Peran pemerintah dalam memberikan kesejahteraan merupakan tugas utama. Untuk itu sudah selayaknya anggaran negara di alokasikan untuk kesejahteraan rakyat.

Sudah cukup banyak upaya pemerintah dalam memberdayakan masyarakat, mulai dari lembaga- lembaga, yayasan, pelatihan, bantuan dana hingga beberapa organisasi turut serta dalam upaya ini.

 Namun pemberdayaan masyarakat terbilang belum berhasil sepenuhnya. Terlihat jelas pada kota-kota yang terbilang cukup besar. Masih sering saja terlihat anak-anak jalanan yang sibuk bekerja. Mulai dari mengamen, menjual koran hingga sol sepatu. Pengangguran juga terbilang cukup memeuhi kota. Banyak yang telah menyelesaikan pendidikan hingga sarjana  namun masih saja menganggur.

 Pemerintah harus lebih memperhatikan tujuan dari pemberdayaan tersebut. Dan di harapkan dapat menyeluruh ke semua tempat. Tidak hanya pada satu patokan daerah saja yang di berdayakan.
KATA PENGANTAR


Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena pertolonganNya, makalah ini dapat diselesaikan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sudjaya selaku dosen Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) yang telah memberikan  bimbingan dengan sebaik-baiknya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu memenuhi tugas mata kuliah  Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD). Selain itu, tujuan dari penyusunan makalah ini adalah memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai tujuan dari pemberdayaan  masyarakat dan juga usaha pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat yang lebih bermutu.
Penulis mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, saran dan kritikan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak sebagaimana yang diharapkan oleh Penulis.

Samarinda,  2 maret  2015


Penulis

DAFTAR ISI



ABSTRAK …………………………………………………………………...  1
KATA PENGANTAR .....................................................................................  2
DAFTAR ISI .....................................................................................................  3
BAB I      PENDAHULUAN............................................................................. 4
1.1.      Latar Belakang Masalah........................................................... 4
1.2.      Rumusan Masalah..................................................................... 7
BAB II   PEMBAHASAN ................................................................................ 9
2.1.      Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ........................................... 9
2.2.      Upaya Pemberdayaan Masyarakat............................................. 9
BAB III   PENUTUP ......................................................................................  11
3.1.      Kesimpulan ............................................................................  11
3.2.      Saran ......................................................................................  12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 13





BAB 1
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang Masalah
Indonesia memiliki permasalahan tentang kemiskinan dan pengangguran yang cukup komplek. Dapat di lihat dengan nyata di lampu lalu lintas kota yang kerap kali bukan hanya ramai oleh pejalan kaki ataupun pengendara lain yang bergegas untuk bekerja, melainkan penyapu jalanan, anak-anak yang menjual koran, mengamen, hingga mengemis.
Anak-anak yang seharusnya berada di lingkungan sekolah justru di sibukkan dengan aktifitas  yang tidak semestinya di lakukan oleh anak-anak seumuran mereka. Tugas anak-anak bangsa adalah belajar dan berprestasi guna membangun demi masa depan bangsanya. Namun fakta yang terlihat jauh sekali dari harapan untuk mengubah Indonesia dari negara berrkembang menjadi negara maju. Tingginya kemiskinan  berakibat pada pendidikan setiap anak. Kurang mampunya orang tua dalam memberikan pendidikan adalah salah satu alasan membuat anak-anak ini harus rela turun ke jalan berpanas-panasan demi mencari penghasilan dengan berbagai cara guna memenuhi kebutuhan. Hal seperti ini sudah  biasa terjadi pada anak-anak yang mulai ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bukan hanya menjadi tanggung jawab orang tuanya.  Minimnya pendidikan yang jalani oleh orang tua kini berakibat pula pada anak-anaknya. Rendahnya pendidikan menjadi salah satu dasar rendahnya pembangunan yang mampu di lakukan oleh pemerintah. Pada masa sekarang ini pendidikan merupakan landasan utama dalam mendapatkan pekerjaan. Semakin tinggi pendidikaan seseorang maka bisa dibilang akan mudah mendapat kepercayaan dari pemerintah dan juga beberapa perusahaan, namun rendahnya pendidikan akan berdampak sebaliknya.
Hubungannya dengan  masalah pendidikan, suatu bangsa akan berhasil dalam pembangunannya secara self  profelling, dan tumbuh menjadi negara yang maju apabila telah berhasil memenuhi minimum jumlah dan mutu (termasuk relevansi dengan pembangunan) dalam pendidikaan penduduknya.
Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbilang cukup banyak. Namun masih banyak sekali masyarakat yang pengangguran sehingga tingkat kemiskinan semakin tinggi. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi sebagian masyarakat.  Di Indonesia sudah banyak sekali lulusan sarjana mulai dari D3 hingga S1 namun masih ada saja yang tidak mendapatkan pekerjaan.  Akibatnya setiap tahun tingkat kemiskinan semakin bertambah bukan justru menurun. Kurangnya kesempatan yang di berikan oleh pemerintah ataupun perusahaan-perusahaan salah satu penyebab adanya pengangguran di setiap kota. Pengangguran terdidik setiap tahun akan terus bertambah karena kurangnya lapangan pekerjaan. Perencaanaan kurang selaras dengan lapangan pekerjaan, ketidak sesuaian antara permintaan dan penawaran kerja salah satu penyebab utama tingginya tingkat penganggguran pendidik. Belum lagi Indonesia juga mengalami pengangguran tidak terdidik yang sangaat sulit mendapatkan pekerjaan karena tidak mempunya bekal apapun dalam keaahlian.
Di zaman yang modern ini banyak masyrakat Indonesia yang kurang memahami sarana teknologi yang banyak di gunakan oleh perusahaan. Minimnya pengetahuan tentang penggunaan alat-alat teknologi ini menyebabkan masyarakat kesulitan dalam mencari pekerjaan. Penggunaan alat-alat modern ini salah satu penyebab kurangnya tenaga kerja yang di berlakukan. Pada masa ini setiap pekerjaan di kerjakan oleh mesin tidak lagi menggunakan tenaga manusia yang banyak seperti pada zaman dahulu. Banyak masyarakat yang masih awam dalam dunia kerja modern ini. Masyarakat yang sudah tidak mengemban pendidikan butuh pembinaan dari pemeintah agar mengerti dan memahami proses yang modern sekarang ini. Modernisasi merupakan salah satu modal kehidupan. Modernisasi memberikan banyak kemudahan kepada manusia salah satunya kemajuan teknologi. Teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia. Masyarakat yang rendah kemampuan teknologi cenderung bergantung dan hanya mampu bereaksi terhadap dampak yang di timbulkan oleh arus modernisasi. Hal ini salah satu yang menyebabkan sulitnya masyarakat dalam mendapatkan pekerjaan.
Pembangunan masa depan membutuhkan peranan negara aktif sekaligus memecahkan permasalahan yang sedang di alami Indonesia yaitu kemiskinan dan penggangguran yang setiap tahunnya meningkat. Banyaknya kasus kemiskinan dan pengangguran adalah pusat utama permasalahan yang harus di selesaikan oleh pemerinah. Pemerintah mempunyai tanggung jawab besar dalam perubahan bangsa menuju masa depan yang lebih baik. fungsi pemerintah dalam kaitannya dengan pemberdayaan yakni mengarahkan masyarakatnya pada kemandirian dan pembangunan demi terciptanya kemakmuran didalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat berarti tidak bisa dilepaskan dan diserahkan begitu saja kepada masyarakat yang bersangkutan. Pemberdayaan masyarakat yang optimal agar mampu memberdayakan diri menjadi lebih baik harus dengan terlibatnya pemerintah secara optimal dan mendalam. Pemberdayaan masyarakat sendiri berdiri pada satu pemikiran bahwa pembangunan akan berjalan dengan sendirinya apabila masyarakat diberi hak mengelola sumber daya alam yang mereka miliki dan menggunakannya untuk pembangunan masyarakat.

1.2              Rumusan Masalah

            Banyaknya sumber daya manusia yang di miliki di Indonesia ini seharusnya mampu membawa Indonesia menjadi sebuah negara maju bukan hanya menjadi negara berkembang di kancah internasional. Hanya saja pemberdayaan masyarakat yang kurang. Masih begitu banyak sumber daya manusia yang tidak bekerja dalam tanda kutip pengangguran tidak mempunyai pekerjaan apapun. Kemiskinan yang begitu terlihat nyata dengan banyaknya anak-anak yang mengemis, mengamen dan juga menjual Koran di sepanjang jalan. Dengan hal tersebut sudah jelas sekali bahwa anak-anak ini tidak mengemban pendidikan seperti halnya anaak di usia mereka. Yang seharusnya bergegas ke sekolah dan mengemban pendidikan selaku peneruss bangsa yang akan memperjuang kan Indonesia kedepannya. Namun bagaimana dengan pengangguran yang beggitu banyak di sekitar kita, mereka ada juga yanag bahkan lulusan S1 namun hingga saat ini belum juga mendapa pekerjaan. Sehinggan hanya berdiam diri dirumah.
Dari dua kasus tersebut sangat jelas sekali bahwa peran pemerintah begitu di butuhkan dalam pemberdayaan masyarakat suatu bangsa. Pemerintah harus menjelaskan dan juga membuaktikan maksud dan tujuan dari pemberdayaan masyarakat yang sesungguhnya. karena pada saat ini seolah tidak ada perbedaan antara yang mngemban pendidikan tinggi dan juga yang tidak mengemban pendidikan sekaliipun. Pemerintaha harrus lebih mengutamakan tujuan dari pemberdayaan masyarakat agar rakyat benar-benar dalam pemberdayaan dan mampu menjadi penerus bangsa.
Banyak sekali usaha dalam pemberdayaan masyarakat namun bisa di bilang kurang menyeluruh karena yang menjadi pusat hanyalah di pusat kota namun tidak menengok ke bagian desa. Walaupun ada beberapa organisasi yang berperan dalam pemberdayaan masyarakat yang bergerak khusus di bidang desa. Namun tetap saja kurang efisien karena hanya berpatokan pada satu desa saja, seharusnya pemerintah lebih berperan dalam keseluruhan desa.
Sehingga  dapat kita tarik kesimpulan bahwa yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah bagaimana tujuan pemerintah dalam suatu pemberdayaan masyarakat guna meningkat kan kualitas SDM suatu bangsa. Dan juga bagaimana upaya pemerintah dalam memberdayakan masyarakat agar lebih baik lagi.  
Mengetahui apa saja usaha yang sudah di lakukan pemerintah guna meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan pemberdayaan harus dilaksanakan secara menyeluruh mencakup segala aspek kehidupan masyarakat untuk membebaskan kelompok masyarakat dari dominasi kekuasan yang meliputi bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya. Konsep pemberdayaan dibidang ekonomi adalah usaha menjadikan ekonomi yang kuat, besar, mandiri, dan berdaya saing tinggi dalam mekanisme pasar yang besar dimana terdapat proses penguatan golongan ekonomi lemah. Sedang pemberdayaan dibidang politik merupakan upaya penguatan rakyat kecil dalam proses pengambilan  keputusan yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya atau kehidupan mereka sendiri. Konsep pemberdayaan masyarakat di bidang sosial budaya merupakan upaya penguatan rakyat kecil melalui peningkatan, penguatan, dan penegakan nilai-nilai, gagasan, dan  norma-norma, serta mendorong terwujudnya organisasi sosial yang mampu memberi kontrol terhadap perlakuan-perlakuan politik dan ekonomi yang jauh dari moralitas.



BAB 2
PEMBAHASAN

2.1       Tujuan Pemberdayaan Masyarakat
              Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat  adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak, dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Dari paparan tersebut dapat kita simpulkan bahwa tujuan pemberdayaan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat terutama dari kemiskinan, keterbelakangan, kesenjangan, dan ketidakberdayaan. Kemiskinan dapat dilihat dari indikator pemenuhan kebutuhan dasar yang belum mencukupi.  
2.3   Upaya Pemerintah Dalam Pemberdayaan Pemerintah
Peran pemerintah dalam memberikan kesejahteraan merupakan tugas utama. Untuk itu sudah selayaknya anggaran negara di alokasikan untuk kesejahteraan rakyat. Berbagai model pemberdayaan masyarakat, tidak luput dari peran pemerintah dalam memberdayakan masyarakat. Banyak program pemberdayaan masyarakat yang digulirkan pemerintah melalui Departemen maupun Lembaga Pemerintah Non Departemen seperti:
PNPM Mandiri (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) PNPM adalah program nasional Untuk itu, melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri diharapkan dapat terjadi harmonisasi prinsip-prinsip  dasar, pendekatan, strategi, serta berbagai mekanisme dan prosedur pembangunan  berbasis pemberdayaan masyarakat sehingga proses peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat berjalan lebih efektif dan efisien (Pendum PNPM Mandiri, 2007).
PEMP (Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir) penggalangan partisipasi masyarakat dan kegiatan usaha ekonomi produktif  lainnya yang berbasis sumber daya lokal dan berkesinambungan. Yang dikhususkan untuk masyarakat pesisir (Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir, 2005: 1).
PDM-DKE (Pemberdayaan Daerah dalam Mengatasi Dampak Krisis Ekonomi),  Dalam rangka penanggulangan akibat krisis ekonomi. Pemerintah mencanangkan program Perluasan. Salah satu program diantaranya adalah program "Pemberdayaan Daerah dalam Mengatasi Dampak Krisis Ekonomi".
KUBE (Kelompok Usaha Bersama) dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial para kelompok miskin yang meliputi terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari. Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan dinamika kehidupan kelompok sosial sehingga menjadi sumber daya manusia yang utuh dan mempunyai tanggung jawab sosial.
UKM (Usaha Kecil Menengah) tujuannya adalah untuk mengetahui pemberdayaan masyarakat yang di lakukan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan usaha kecil dan menengah melalui program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri.







BAB 3
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
1. Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan kekuatan masyarakat untuk ikut terlibat dalam berbagai aspek pembangunan di suatu wilayah. Fungsi pemerintah dalam kaitannya dengan pemberdayaan yakni mengarahkan masyarakatnya pada kemandirian dan pembangunan demi terciptanya kemakmuran didalam kehidupan masyarakat.
            2. Tujuannya adalah  terwujudnya kemandirian masyarakat dalam upaya pembangunan yang lebih baik sehingga menciptakan masyarakat yang lebih unggul dalam kehidupan yang pada dasarnya adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan kekuatan masyarakat untuk ikut terlibat dalam berbagai aspek pembangunan di suatu wilayah

3. Bentuk-bentuk usaha pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat antara lain:  PNPM Mandiri (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat), PEMP (PemberdayaanEkonomi Masyarakat Pesisir), KUBE (kelompok Usaha Bersama), Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
4. Masih ada upaya pemerintah yang kurang tepat sasaran dalam pemberdayaan masyarakat sehingga pemerintah perlu meninjau kembali agar upaya tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya.
    

3.2       SARAN

 1.  Agar  pemerintah  lebih  meningkatkan pemberdayaan masyarakat kedepannya, memprogramkan untuk anak-anak yang benar-benar kurang mampu dalam mengemban pendidikan, dan mengutamakan lulusan sarjana agar memudahkan mendapatkan kerja serta memberi lebih banyak wawasan kepada setiap masyarakat sehingga sumber daya bangsa akan lebih berkembang.  
 2. Pemerintah perlu meninjau dan mengawai dengan ketat jalannya program-program pemberdayaan masyarakat agar lebih tepat sasaran sehingga pemerintah akan lebih mengetahui kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapi oleh masyarakat.
3. Masyarakat perlu aktif  berperan dalam program-program yang di jalankan pemerintah. sehingga akan muncul keseimbangan antara upaya pemerintah dalam pemberdayaan masyaarakat  dan juga masyarakat dalam upaya pembangunan
4. Masyarakat perlu ikut mengawasi jalannnya berbagai upaya pemerintah dalam program-program pemberdayaan masyarakat agar lebih terjalin komunikasi yang baik antara pemerintah dan juga masyarakat sendiri.







DAFTAR PUSTAKA


1. Drs. Joko Tri Prasetyo, dkk.2011.Ilmu Budaya Dasar.Jakarta:PT Rineka Cipta
2. M. Rahardjo Dawam.2012.Pembangunaan Pascamodernis.Sleman:INSISTPress
3. M. Setiadi Elly, dkk.2006.Ilmu Sosial Budaya Dasar.Jakarta:Kencana
4. Suratman.2014.Ilmu Sosial & Budaya Dasar.Malang:Intimedia




Makalah Pendidikan Sebagai Ilmu Pengetahuan



    
 PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAXr9f2nuW5UR2abuaJthNApdZX2mcwwu_yd28IaYZFo9PpvuDsZmiVsxE2JXlMGTTWC8pfsFocWjSbFksmLtTzlfJ8c2HOtq2S7Q2Pqx3Qf5NgPjRZgH35MODFAsAaTKp62XlLlzxAwzR/s1600/Logo-unmul-borneo.jpg

DISUSUN OLEH
 Nur Amelia Sanusi Putri
1405045041
Nur Azizah Harun
1405045077

ANGKATAN 2014
REGULER PAGI B

KATA PENGANTAR


Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena pertolonganNya, makalah ini dapat diselesaikan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada  Ibu Ariantje selaku dosen Pengantar Ilmu Pendidikan (PIP) yang telah memberikan  bimbingan dengan sebaik-baiknya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu memenuhi tugas mata kuliah  Pengantar Ilmu Pendidikan (PIP). Selain itu, tujuan dari penyusunan makalah ini adalah memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai pendidikan sebagai ilmu pengetahuan dan juga  pentingnya proses pendidikan.
Penulis mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, saran dan kritikan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak sebagaimana yang diharapkan oleh Penulis.

Samarinda,  5 Maret  2015


Penulis



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang

Pada dasarnya manusia adalah mahluk yang cerdas karena dari semua mahluk ciptaanNya manusia lah yang memiliki akal guna berpikir. Terbukti dengan adanya pembuktian sejarah pada zaman dahulu manusia mencari makanan dengan berburu., menulis di batu ataupun tembok adalah bukti bahwa Manusia adalah mahkluk yang memiliki potensi yang terus berkembang.. Potensi yang dimiliki ini terus di asah dan di kembangkan hingga akhirnya manusia mampu mengubah perkembangan zaman dari tradisional hingga zaman yang modern.
Manusia terus berpikir dan mennghasilkan segala Sesuatu dari apa yang telah ia pikirkan sebelumnya. Pada zaman dahulu orang menulis hanya di batu ataupun dedaunan namun sekarang manusia telah menulis di kertas dengan tinta pulpen. Ini membuktikan bahwa manusia yang berpikir menghasilan pengetahuan yang terus berkembang sepanjang hidup manusia itu sendiri.
Hingga akhirnya sering berjalan nya waktu manusia mendapatkann pengetahuan dari pengalaman terdahulu yang terus di kembangkan. Hinggga akhirnya dari pengalaman –pengalaman terdahulu ini mampu menjadi sesuatu yang baru dalam hidup manusia. Namun dalam mendapatkan pengetahuan tidak hanya kita dapatkan dari pengalaman saja namun juga di dapatkan dari proses pendidikan.
Pada zaman sekarang, setiap orang terus berlomba dalam jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Di zaman modern ini semakin sulit mencari pekerjaan jika hanya lulusan sekolah menengah bahkan S1 sekalipun masih sibuk dalam mencari pekerjaan. Banyak yang mengatakan semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi pula ilmu pengetahuan yang mereka miliki. Dengan adanya pendidikan dapat memudahkan anak dalam memahami ilmu pengetahuan  secara jelas dan rinci serta bertahap.  
1.2        Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini sebagai berikut.
1.      Apa itu pendidikan dan pengetahuan?
2.      Apa saja syarat – syarat ilmu pengetahuan?
3.      Apa yang di maksud ilmu normative, teoritis, praktis?
4.      Apa saja cabang – cabang dan ilmu pendidikan?

1.3        Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut.
1.      Perbedaan pendidikan dan pengetahuan.
2.      Menjelaskan syarat – syarat ilmu pengetahuan.
3.      Menjelaskan maksud ilmu normative, teoritis, praktis
4.      Menjelaskan  cabang – cabang dan ilmu pendidikan





BAB 2
PEMBAHASAN

2.1       Pendidikan Dan Pengetahuan
Sebelum kita tinjau lebih lanjut apa yang di maksud dengan pendidikan,terlebih dahulu perlu kiranya di terangkan dua istilah yang hampir sama bentuknya, yaitu paedagogie artinya pendidikan dan paedagojeg artinya ilmu pendidikan.
Paedagojeg atau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang gejala- gejala perbuatan mendidik. Paedagogik berasal dari kata yunani paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak-anak. paedagogos ialah seorang pelayan atau bujang pada pada zaman Yunani kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah. Juga di rumahnya, anak-anak tersebut selalu dalam pengawasan dan penjagaan dari para paedagogos itu. Jadi, nyatalah bahwa pendidikan anak-anak Yunani Kuno sebagian besar di serahkan kepada para paedagogos itu.
Paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin). Perkataan paedagogos yang mulanya berarti rendah (pelayan, bujang), sekarang di pakai untuk pekerjaan yang mulia. Paedagogos (pendidik atau ahli didik) ialah seseorang yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri sendiri.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan yang berarti “education” adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Sedangkan pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran)
Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya. Sedangkan pengetahuan adalah objek dari pada manusia melakukan proses pendidikan itu sendiri
Mengapa manusia perlu didik karena pada dasarnya manusia terlahir dalam keadaaan tidak mengetaui apa-apa. Menurut Dasar Biologis Bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya serta tidak dilengkapi dengan insting yang sempurna untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi lingkungan, perlu masa belajar yang panjang dan awal pendidikan terjadi setelah anak manusia mencapai penyesuaian jasman
Implikasinya anak manusia harus menerima bantuan, perlindungan dan perawatan, dan diperlukan pendidikan kembali atau redukasi. Dasar Sosio Antropologis Bahwa peradaban tidak terjadi dengan sendirinya dan masyarakat menginginkan kehidupan yang berada. Implikasinya pendidikan memerlukan personalisasi peranan sosial budaya dalam rangka transmisi budaya, internalisasi budaya untuk transformasi dari organisme biologis ke organism yang berbudaya

2.2       Syarat – syarat Berdirinya Ilmu Pendidikan
Pendidikan merupakan sebagian dari kehidupan masyarakat dan juga sebagai dinamisator masyarakat itu sendiri. Memang kita semua mengatahui betapa sektor pendidikan selalu terbelakang dalam berbagai sektor pembangunan lainnya, bukan saja karena sektor itu lebih dilihat sebagi sektor konsumtif, juga karena “by definition” pendidikan adalah penjaga status quo masyarakat itu sendiri. Bayangkan betapa runyamnya kehidupan ini apabila tidak ada dasar pijakan dan tidak ada bintang penunjuk jalan.
            Dibawah ini akan kami kemukakan syarat – syarat ilmu pengetahuan yang ada pada umumnya seta persetujuan antara para ahli ilmu pengetahuan sebagai berikut.
a.)    Syarat pertama ialah ilmu itu harus ada objeknya, tiap-tiap ilmu pengetahuan harus ada objek tertentu. Objek itu dapat sesuatu yang berwujud, misalnya psikologi kimia dan ada pula sesuatu yang tidak berwujud (seesuatu yang abstrak) misalnya ilmu pengetahuan.
b.)    Syarat kedua ialah ilmu itu disusun secara sistematis. Ilmu harus disusun secara teratur sehingga bagian-bagiannnya tidak bertentangan satu sama lain, tetapi merupakan satu kesatuan yang lengkap.
c.)    Syarat ketiga yaitu ilmu harus memiliki metodologi tetentu. Syarat ketiga ini sebenarnya erat sekali hubungannya dengan syarat kedua sebab teratur tidaknya dari hasil penyelidikan tergantung kepada cara-cara mengaturnya, yang mana hal ini termasuk lapangan/ bagian metodologi.
2.3       Ilmu Pendidikan Normativ, Teoritis Dan Praktis
a.)        Ilmu Pendidikan Normativ
Ilmu pendidikan itu selalu berurusan dengan soal siapakah “manusia” itu. Pembahasan mengenai siapakah manusia itu biasanya termasuk bidang filsafat, yaitu filsafat antropologi. Pandangan filsafat tentang manusia sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktik-praktik pendidikan. Karena pandangan filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seorang pendidik atau suatu bangsa yang melakukan pendidikan.
Nilai yang dijunjung tinggi ini dijadikan norma untuk menentukan ciri-ciri manusia yang ingin dicapai melalui praktik pendidikan. Nilai-nilai tidak diperoleh hanya dari praktik dan pengalaman mendidik, tetapi secara normative bersumber dari norma masyarakat, norma filsafat dan pandangan hidup, malah dari keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang
b.)        Ilmu Pendidikan Teoritis
pada ilmu pendidikan teoritis ini lebih mengutamakan pada pembahasan mengenai pendidikan itu sendiri serta tujuan dari pendidikan. Ilmu pendidikan teoritis menyoal masalah-masalah teori pendidikan.

1.      apakah pendidikan itu?
Pendidikan adalah bimbingan yang di ajarkan agar hidup ini lebih terarah. Seperti yang telah di bahas sebelumnya. Yang di terangkan dalam dua istilah paedagogiek artinya adalah ilmu pendidikan dan paedagogie artinya adalah pendidikan. Paedagogos yang berasal dari kata paedos (anak) ddan agoge (saya membimbing, memimpin) perkataan paedagogos yang mulanya rendah sekarang di pakai untuk pekerjaan yang mulia. Paedagoog (pendidik atau ahli didik) ialah seorang yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri sendiri.
2.      tujuan pendidikan
pendidikan sudah ada sejak dahulu bahkan pada masa penjajahan. Bila di ingat kembali dahulu VOC ada pula membangun sedikit sekolah – sekolah yang di peruntukan untuk bumiputra di beberapa kota peniagaan. Hal ini sudah sangat menjelaskan bahwa pendidikan sangatlah penting bagi semua orang. Dengan pendidikan akan lebih meningkatkan mutu kehidupan dan kebudayaan rakyat pada umumnya. Dalam pembahasan sebelumnya sudah dikatakan bahwa pendidikan ialah pimpinan orang dewasa terhadap anak dalam perkembangannya kearah kedewasaan. Jadi dapat di simpulkan bahwa tujuan umum dari pendidikan ialah membawa anak pada kedewasaannya, yang berarti bahwa ia harus dapat menentukan diri sendiri dan bertanggung jawab atas seluruh keputusannya.
3.      kewibawaan dalam pendidikan
Gezag berasal dari kata zaggen yang berarti berkata. Siapa yang perkataannnya mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain, berarti mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap orang lain. Gezag atau kewibawaan itu ada pada orang dewasa, terutama pada orang tua. Dapat kita katakana bahwa kewibawaan yang ada pada orang tua (ayah dan ibu) itu adalah asli. Orang tua atau keluarga mendapat hak untuk mendidik anak-anaknya suatu hak yang tidak dapat di cabut karena terikat pada kewajiban.


c)            Ilmu Pendidikan Praktis
Pada ilmu pendidikan praktis lebih membahas pada proses pendidikan itu sendiri. Ruang lingkup dan juga proses pendidikan. Ilmu pendidikan praktis berkaitan dengan aplikasi ilmu dalam praktik pendidikan.
1.      Pendidikan dalam lingkungan keluarga
Pada zaman dahulu pendidikan yang di berikan orang tua kepada anaknya lebih menutamakan pada  kelanjutan adat – istiadat yang  mereka terima dari nenek moyang yang merupakan tradisi. Namun sekarang ini sudah banyak sekolah- sekolah yang berdiri yang siap mengajarkan anak-anak dalam pendidikan. Yang harus kita ingat adalah tidak semua anak sedari kecilnya sudah menjadi tanggung jawab sekolah. Telah dikatakan bahwa kewajiban sekolah adalah membantu keluarga dalam mendidik anak-anak.
Pendidikaan dalam lingkungan keluarga dinyatakan oleh banyak ahli didik dari zaman yang terlampau salah satunya Comenius (1592 - 1670) seorang ahli didaktik yang terbesar, ia menegaskan bahwa tingkatan permulaan bagi pendidikan anak-anak dilakukan di dalam keluarga yang di sebut scola-materna (sekolah ibu).

2.      Kesukaran dalam pendidikan
Pekerjaan mendidik bukanlah hal yang mudah. Hasil dari pekerjaan mendidik tidak hanya di tentukan oleh kehendak si pendidik sendiri, tetapi juga di tentukan oleh banyak factor mengingat hal – hal itu sudah tidak asing lagi jika di dalam dunia pendidikan terdapat banyak sekali kesukaran yang di sebabkan oleh keadaan ataupun pembawaan anak itu sendiri maupun oleh lingkungan dan atau oleh si pendidik itu sendiri. Beberapa kesukaran yang di maksud adalah sebagai berikut :
a.       Keras hati dan keras kepala
b.      Anak yang manja
c.       Perasaan takut pada anak
d.      Dusta anak



3.      Pendidikan dalam lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah di sebut juga sebagai lingkungan pendidikan yang kedua. Sekolah didirikan oleh masyarakat atau negara untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga yang sudah tidak mampu lagi memberi bekal persiapan hidup bagi anak-anaknya. Maka dari itulah masyarakat atau Negara mendirikan sekolah-sekolah.

4.      Guru sebagai pendidik
Pekerjaan guru itu berat namun luhur dan mulia. Tugas guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik maka untuk melakukan tugas itu tidak sembarang orang dapat melakukannya. Syarat sebagai guru yang baik dalam undang – undang no 12 tahun 1954 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah untuk seluruh Indonesia pada pasal 15 dinyatakan tentang guru sebagai berikut :
a.)    Berijazah
b.)    Sehat jasmani dan rohani
c.)    Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
d.)   Bertanggung jawab dan berjiwa nasional
Sikap dan sifat guru yang baik :
a.)    Adil
b.)    Percaya dan suka kepada muridnya
c.)    Sabar dan rela berkorban
d.)   Berwibawa
e.)    Penggembira
f.)     Bersikap baik terhadap orang lain
g.)    Menguasai mata pelajaran yang di ajarkan
h.)    Berpengetahuan luas

5.      Segi pendidikan
Dengaan mengetahui perbedaan – perbedaan atau macam – macam pendidikan itu, dapat kiranya menjadi pedoman bagi para guru untuk tidak memberatakan atau mnekankan salah satu segi saja, melainkan berusaha mengembangkan semua segi pendidikan tersebut.
Adapun pembagian segi-segi atau macam – macam pendidikan itu ialah sebagai berikut :
a.       Pendidikan jasmani
b.      Pendidikan rohani
c.       Alat pendidikan
Di  dalam ilmu pedidikan, usaha-usaha atau perbuatan – perbuatan si pendidik yang di tunjukan untuk melaksanakan tugas mendidik itu di sebut juga alat-alat pendidikan. Perlu kiranya di jelaskan disini bahwa penggunaan alat pendidikan itu tidak hanya soal teknis, melainkan mempunyai sangkut paut yang erat sekali dengan pribadi yang menggunakan alat tersebut.
2.4       Cabang – Cabang Dan Ilmu Pendidikan
Menurut Langeveld (1952) mengklasifikasikan cabang ilmu pendidikan sebagai berikut:
1.    Ilmu pendidikan Teoritis
2.    Ilmu pendidikan sistematis
3.    Sejarah pendidikan
4.    Ilmu perbandingan pendidikan
5.    Ilmu pendidikan praktis
      a. Metodik
      b.  Pendidikan keluarga
      c.  Pendidikan keagamaan

Ilmu bantu yang diperlukan dalam ilmu pendidikan antara lain:
1.      Ilmu-ilmu biologi,
misalnya ; Embriologi, Anatomi, Fisiologi, dan lain sebagainya.
2.      Ilmu jiwa,
misalnya; Ilmu Jiwa Umum, Ilmu Jiwa Perkembangan, Ilmu Jiwa Sosial
3.      Ilmu-ilmu sosial,
misalnya; Sosial, Ekonomi, Hukum, dan lain sebagainya
BAB 3
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
Dari pembahasan  yang kami buat dapat disimpulkan bahwa:  
1.         Pendidikan adalah proses mengubah diri menjadi lebih baik dan dewasa dalam segala urusan dan tanggung jawab melalui pengajaran dan pelatihan. Sedangkan pengetahuan adalah segala sesuatu yang di ketahui dan terus di pelajari serta di kembangkan.
2.         Syarat–syarat berdirinya ilmu pengetahuan adalah ilmu tersebut harus memiliki objek yang jelas, bersifat sistematis dan metodologi tertentu.
3.         Ilmu berrsifat normative maksudnya yaitu bersumber dari norma pandangan hidup, bersifat teoritis maksudnya yaitu membahas teori pendidikan itu sendiri  dan bersifat praktis yaitu membahas aplikasi praktik pendidikan.
4.         Cabang ilmu pendidikan yaitu Ilmu pendidikan Teoritis , Ilmu pendidikan sistematis, Sejarah pendidikan, Ilmu perbandingan pendidikan, Ilmu pendidikan praktis. Sedangkaan ilmu bantu pendidikan yaitu  Ilmu-ilmu biologi, Ilmu jiwa, Ilmu-ilmu sosial






3.2           SARAN

Dalam pelaksanaannya kami menyarankan kepada seluruh pihak untuk:
a. Lebih memperhatikan aspek-aspek maupun syarat dalam melaksanakan suatu pendidikan
b.Harus memperhatikan cara melaksanakan suatu pendidikan seperti memperhatikan praktek, tujuan dari pendidikan itiu sendiri
c. Memperhatikan psikologisnya sebagai ilmu bantu dalam menyampaikan pendidikan





 DAFTAR PUSTAKA



Purwanto, Ngalim . 2007. ILMU PENDIDIKAN TEORITIS DAN PRAKTIS. Bandung:    PT Remaja Rosdakarya

Mustaqim. Dkk. 2010. PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Danim, Sudarman. 2010. PENGANTAR KEPENDIDIKAN. Bandung : Alfabeta
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/03/pandangan-pendidikan-tentang-manusia.html