

PENDIDIKAN
SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN

DISUSUN OLEH
Nur Amelia Sanusi Putri
1405045041
Nur Azizah Harun
1405045077
ANGKATAN 2014
REGULER PAGI B
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena pertolonganNya, makalah ini dapat
diselesaikan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak. Tak lupa juga
penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ariantje selaku dosen Pengantar Ilmu
Pendidikan (PIP) yang telah memberikan
bimbingan dengan sebaik-baiknya.
Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan (PIP). Selain itu,
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah memberi pengetahuan kepada pembaca
mengenai pendidikan sebagai ilmu pengetahuan dan juga pentingnya proses pendidikan.
Penulis
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, saran dan
kritikan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan.
Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak sebagaimana yang
diharapkan oleh Penulis.
Samarinda, 5
Maret 2015
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada dasarnya manusia adalah mahluk yang cerdas
karena dari semua mahluk ciptaanNya manusia lah yang memiliki akal guna
berpikir. Terbukti dengan adanya pembuktian sejarah pada zaman dahulu manusia
mencari makanan dengan berburu., menulis di batu ataupun tembok adalah bukti
bahwa Manusia adalah mahkluk yang memiliki potensi yang terus berkembang..
Potensi yang dimiliki ini terus di asah dan di kembangkan hingga akhirnya
manusia mampu mengubah perkembangan zaman dari tradisional hingga zaman yang
modern.
Manusia terus berpikir dan mennghasilkan segala Sesuatu
dari apa yang telah ia pikirkan sebelumnya. Pada zaman dahulu orang menulis
hanya di batu ataupun dedaunan namun sekarang manusia telah menulis di kertas
dengan tinta pulpen. Ini membuktikan bahwa manusia yang berpikir menghasilan
pengetahuan yang terus berkembang sepanjang hidup manusia itu sendiri.
Hingga akhirnya sering berjalan nya waktu manusia
mendapatkann pengetahuan dari pengalaman terdahulu yang terus di kembangkan. Hinggga
akhirnya dari pengalaman –pengalaman terdahulu ini mampu menjadi sesuatu yang
baru dalam hidup manusia. Namun dalam mendapatkan pengetahuan tidak hanya kita
dapatkan dari pengalaman saja namun juga di dapatkan dari proses pendidikan.
Pada zaman sekarang, setiap orang terus berlomba
dalam jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Di zaman modern ini semakin sulit
mencari pekerjaan jika hanya lulusan sekolah menengah bahkan S1 sekalipun masih
sibuk dalam mencari pekerjaan. Banyak yang mengatakan semakin tinggi pendidikan
seseorang maka akan semakin tinggi pula ilmu pengetahuan yang mereka miliki.
Dengan adanya pendidikan dapat memudahkan anak dalam memahami ilmu pengetahuan secara jelas dan rinci serta bertahap.
1.2
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini sebagai berikut.
1. Apa itu pendidikan dan pengetahuan?
2. Apa saja syarat – syarat ilmu
pengetahuan?
3. Apa yang di maksud ilmu normative,
teoritis, praktis?
4. Apa saja cabang – cabang dan ilmu
pendidikan?
1.3
Tujuan
dan Manfaat
Tujuan dari penulisan makalah ini
sebagai berikut.
1. Perbedaan pendidikan dan
pengetahuan.
2. Menjelaskan syarat – syarat ilmu
pengetahuan.
3. Menjelaskan maksud ilmu normative,
teoritis, praktis
4. Menjelaskan cabang – cabang dan ilmu pendidikan
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan Dan Pengetahuan
Sebelum
kita tinjau lebih lanjut apa yang di maksud dengan pendidikan,terlebih dahulu
perlu kiranya di terangkan dua istilah yang hampir sama bentuknya, yaitu
paedagogie artinya pendidikan dan paedagojeg artinya ilmu pendidikan.
Paedagojeg
atau ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan
tentang gejala- gejala perbuatan mendidik. Paedagogik berasal dari kata yunani
paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak-anak. paedagogos ialah seorang
pelayan atau bujang pada pada zaman Yunani kuno yang pekerjaannya mengantar dan
menjemput anak-anak ke dan dari sekolah. Juga di rumahnya, anak-anak tersebut
selalu dalam pengawasan dan penjagaan dari para paedagogos itu. Jadi, nyatalah
bahwa pendidikan anak-anak Yunani Kuno sebagian besar di serahkan kepada para
paedagogos itu.
Paedagogos
berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin).
Perkataan paedagogos yang mulanya berarti rendah (pelayan, bujang), sekarang di
pakai untuk pekerjaan yang mulia. Paedagogos (pendidik atau ahli didik) ialah
seseorang yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri
sendiri.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
pendidikan yang berarti “education” adalah proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui pengajaran dan pelatihan. Sedangkan pengetahuan adalah segala sesuatu
yang diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran)
Pendidikan adalah aktivitas dan
usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina
potensi-potensi pribadinya. Sedangkan pengetahuan adalah objek dari pada
manusia melakukan proses pendidikan itu sendiri
Mengapa manusia perlu didik karena
pada dasarnya manusia terlahir dalam keadaaan tidak mengetaui apa-apa. Menurut Dasar Biologis Bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya serta tidak
dilengkapi dengan insting yang sempurna untuk menyesuaikan diri dalam
menghadapi lingkungan, perlu masa belajar yang panjang dan awal pendidikan
terjadi setelah anak manusia mencapai penyesuaian jasman
Implikasinya anak manusia harus menerima
bantuan, perlindungan dan perawatan, dan diperlukan pendidikan kembali atau redukasi.
Dasar Sosio Antropologis Bahwa
peradaban tidak terjadi dengan sendirinya dan masyarakat menginginkan kehidupan
yang berada. Implikasinya pendidikan memerlukan personalisasi peranan sosial
budaya dalam rangka transmisi budaya, internalisasi budaya untuk transformasi
dari organisme biologis ke organism yang berbudaya
2.2 Syarat – syarat Berdirinya Ilmu
Pendidikan
Pendidikan merupakan sebagian dari kehidupan masyarakat dan
juga sebagai dinamisator masyarakat itu sendiri. Memang kita semua mengatahui
betapa sektor pendidikan selalu terbelakang dalam berbagai sektor pembangunan
lainnya, bukan saja karena sektor itu lebih dilihat sebagi sektor konsumtif,
juga karena “by definition” pendidikan adalah penjaga status quo masyarakat itu
sendiri. Bayangkan betapa runyamnya kehidupan ini apabila tidak ada dasar
pijakan dan tidak ada bintang penunjuk jalan.
Dibawah
ini akan kami kemukakan syarat – syarat ilmu pengetahuan yang ada pada umumnya
seta persetujuan antara para ahli ilmu pengetahuan sebagai berikut.
a.)
Syarat
pertama ialah ilmu itu harus ada objeknya, tiap-tiap ilmu pengetahuan harus ada
objek tertentu. Objek itu dapat sesuatu yang berwujud, misalnya psikologi kimia
dan ada pula sesuatu yang tidak berwujud (seesuatu yang abstrak) misalnya ilmu
pengetahuan.
b.)
Syarat
kedua ialah ilmu itu disusun secara sistematis. Ilmu harus disusun secara
teratur sehingga bagian-bagiannnya tidak bertentangan satu sama lain, tetapi
merupakan satu kesatuan yang lengkap.
c.)
Syarat
ketiga yaitu ilmu harus memiliki metodologi tetentu. Syarat ketiga ini
sebenarnya erat sekali hubungannya dengan syarat kedua sebab teratur tidaknya
dari hasil penyelidikan tergantung kepada cara-cara mengaturnya, yang mana hal
ini termasuk lapangan/ bagian metodologi.
2.3 Ilmu Pendidikan Normativ, Teoritis Dan
Praktis
a.)
Ilmu Pendidikan Normativ
Ilmu pendidikan itu selalu berurusan dengan soal siapakah
“manusia” itu. Pembahasan mengenai siapakah manusia itu biasanya termasuk
bidang filsafat, yaitu filsafat antropologi. Pandangan filsafat tentang manusia
sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktik-praktik pendidikan.
Karena pandangan filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung
tinggi oleh seorang pendidik atau suatu bangsa yang melakukan pendidikan.
Nilai yang dijunjung tinggi ini dijadikan norma untuk
menentukan ciri-ciri manusia yang ingin dicapai melalui praktik pendidikan.
Nilai-nilai tidak diperoleh hanya dari praktik dan pengalaman mendidik, tetapi
secara normative bersumber dari norma masyarakat, norma filsafat dan pandangan
hidup, malah dari keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang
b.)
Ilmu Pendidikan Teoritis
pada ilmu pendidikan teoritis ini lebih
mengutamakan pada pembahasan mengenai pendidikan itu sendiri serta tujuan dari
pendidikan. Ilmu pendidikan teoritis menyoal masalah-masalah teori pendidikan.
1. apakah pendidikan itu?
Pendidikan adalah bimbingan yang di ajarkan agar hidup ini lebih
terarah. Seperti yang telah di bahas sebelumnya. Yang di terangkan dalam dua
istilah paedagogiek artinya adalah ilmu pendidikan dan paedagogie artinya
adalah pendidikan. Paedagogos yang berasal dari kata paedos (anak) ddan agoge
(saya membimbing, memimpin) perkataan paedagogos yang mulanya rendah sekarang
di pakai untuk pekerjaan yang mulia. Paedagoog (pendidik atau ahli didik) ialah
seorang yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri
sendiri.
2. tujuan pendidikan
pendidikan sudah ada sejak dahulu bahkan pada masa penjajahan. Bila di
ingat kembali dahulu VOC ada pula membangun sedikit sekolah – sekolah yang di
peruntukan untuk bumiputra di beberapa kota peniagaan. Hal ini sudah sangat
menjelaskan bahwa pendidikan sangatlah penting bagi semua orang. Dengan
pendidikan akan lebih meningkatkan mutu kehidupan dan kebudayaan rakyat pada
umumnya. Dalam pembahasan sebelumnya sudah dikatakan bahwa pendidikan ialah
pimpinan orang dewasa terhadap anak dalam perkembangannya kearah kedewasaan.
Jadi dapat di simpulkan bahwa tujuan umum dari pendidikan ialah membawa anak
pada kedewasaannya, yang berarti bahwa ia harus dapat menentukan diri sendiri
dan bertanggung jawab atas seluruh keputusannya.
3. kewibawaan dalam pendidikan
Gezag berasal dari kata zaggen yang berarti berkata. Siapa yang
perkataannnya mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain, berarti
mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap orang lain. Gezag atau kewibawaan itu
ada pada orang dewasa, terutama pada orang tua. Dapat kita katakana bahwa
kewibawaan yang ada pada orang tua (ayah dan ibu) itu adalah asli. Orang tua
atau keluarga mendapat hak untuk mendidik anak-anaknya suatu hak yang tidak
dapat di cabut karena terikat pada kewajiban.
c)
Ilmu
Pendidikan Praktis
Pada ilmu pendidikan praktis lebih membahas pada proses
pendidikan itu sendiri. Ruang lingkup dan juga proses pendidikan. Ilmu
pendidikan praktis berkaitan dengan aplikasi ilmu dalam praktik pendidikan.
1.
Pendidikan
dalam lingkungan keluarga
Pada zaman dahulu pendidikan yang di berikan orang tua kepada anaknya
lebih menutamakan pada kelanjutan adat –
istiadat yang mereka terima dari nenek
moyang yang merupakan tradisi. Namun sekarang ini sudah banyak sekolah- sekolah
yang berdiri yang siap mengajarkan anak-anak dalam pendidikan. Yang harus kita
ingat adalah tidak semua anak sedari kecilnya sudah menjadi tanggung jawab
sekolah. Telah dikatakan bahwa kewajiban sekolah adalah membantu keluarga dalam
mendidik anak-anak.
Pendidikaan dalam lingkungan keluarga dinyatakan oleh banyak ahli didik
dari zaman yang terlampau salah satunya Comenius (1592 - 1670) seorang ahli
didaktik yang terbesar, ia menegaskan bahwa tingkatan permulaan bagi pendidikan
anak-anak dilakukan di dalam keluarga yang di sebut scola-materna (sekolah
ibu).
2.
Kesukaran
dalam pendidikan
Pekerjaan mendidik bukanlah hal yang mudah. Hasil dari pekerjaan
mendidik tidak hanya di tentukan oleh kehendak si pendidik sendiri, tetapi juga
di tentukan oleh banyak factor mengingat hal – hal itu sudah tidak asing lagi
jika di dalam dunia pendidikan terdapat banyak sekali kesukaran yang di
sebabkan oleh keadaan ataupun pembawaan anak itu sendiri maupun oleh lingkungan
dan atau oleh si pendidik itu sendiri. Beberapa kesukaran yang di maksud adalah
sebagai berikut :
a.
Keras
hati dan keras kepala
b.
Anak
yang manja
c.
Perasaan
takut pada anak
d.
Dusta
anak
3.
Pendidikan
dalam lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah di sebut juga sebagai lingkungan pendidikan yang
kedua. Sekolah didirikan oleh masyarakat atau negara untuk membantu memenuhi
kebutuhan keluarga yang sudah tidak mampu lagi memberi bekal persiapan hidup
bagi anak-anaknya. Maka dari itulah masyarakat atau Negara mendirikan
sekolah-sekolah.
4.
Guru
sebagai pendidik
Pekerjaan guru itu berat namun luhur dan mulia. Tugas guru tidak hanya
mengajar tetapi juga mendidik maka untuk melakukan tugas itu tidak sembarang
orang dapat melakukannya. Syarat sebagai guru yang baik dalam undang – undang
no 12 tahun 1954 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah untuk
seluruh Indonesia pada pasal 15 dinyatakan tentang guru sebagai berikut :
a.)
Berijazah
b.)
Sehat
jasmani dan rohani
c.)
Bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
d.)
Bertanggung
jawab dan berjiwa nasional
Sikap dan sifat guru yang baik :
a.)
Adil
b.)
Percaya
dan suka kepada muridnya
c.)
Sabar
dan rela berkorban
d.)
Berwibawa
e.)
Penggembira
f.)
Bersikap
baik terhadap orang lain
g.)
Menguasai
mata pelajaran yang di ajarkan
h.)
Berpengetahuan
luas
5.
Segi
pendidikan
Dengaan mengetahui perbedaan – perbedaan atau macam – macam pendidikan
itu, dapat kiranya menjadi pedoman bagi para guru untuk tidak memberatakan atau
mnekankan salah satu segi saja, melainkan berusaha mengembangkan semua segi
pendidikan tersebut.
Adapun pembagian segi-segi atau macam – macam pendidikan itu ialah sebagai
berikut :
a.
Pendidikan
jasmani
b.
Pendidikan
rohani
c.
Alat
pendidikan
Di dalam ilmu pedidikan, usaha-usaha atau
perbuatan – perbuatan si pendidik yang di tunjukan untuk melaksanakan tugas
mendidik itu di sebut juga alat-alat pendidikan. Perlu kiranya di jelaskan
disini bahwa penggunaan alat pendidikan itu tidak hanya soal teknis, melainkan
mempunyai sangkut paut yang erat sekali dengan pribadi yang menggunakan alat
tersebut.
2.4 Cabang
– Cabang Dan Ilmu Pendidikan
Menurut Langeveld (1952)
mengklasifikasikan cabang ilmu pendidikan sebagai berikut:
1. Ilmu pendidikan Teoritis
2. Ilmu pendidikan sistematis
3. Sejarah pendidikan
4. Ilmu perbandingan pendidikan
5. Ilmu pendidikan praktis
a. Metodik
b. Pendidikan keluarga
c. Pendidikan keagamaan
1. Ilmu pendidikan Teoritis
2. Ilmu pendidikan sistematis
3. Sejarah pendidikan
4. Ilmu perbandingan pendidikan
5. Ilmu pendidikan praktis
a. Metodik
b. Pendidikan keluarga
c. Pendidikan keagamaan
Ilmu bantu yang diperlukan dalam
ilmu pendidikan antara lain:
1. Ilmu-ilmu biologi,
misalnya ;
Embriologi, Anatomi, Fisiologi, dan lain sebagainya.
2. Ilmu jiwa,
misalnya;
Ilmu Jiwa Umum, Ilmu Jiwa Perkembangan, Ilmu Jiwa Sosial
3. Ilmu-ilmu sosial,
misalnya;
Sosial, Ekonomi, Hukum, dan lain sebagainya
BAB 3
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang kami buat dapat disimpulkan bahwa:
1.
Pendidikan adalah proses mengubah diri menjadi lebih
baik dan dewasa dalam segala urusan dan tanggung jawab melalui pengajaran dan
pelatihan. Sedangkan pengetahuan adalah segala sesuatu yang di ketahui dan
terus di pelajari serta di kembangkan.
2.
Syarat–syarat berdirinya ilmu pengetahuan adalah
ilmu tersebut harus memiliki objek yang jelas, bersifat sistematis dan
metodologi tertentu.
3.
Ilmu berrsifat normative maksudnya yaitu bersumber
dari norma pandangan hidup, bersifat teoritis maksudnya yaitu membahas teori
pendidikan itu sendiri dan bersifat
praktis yaitu membahas aplikasi praktik pendidikan.
4.
Cabang ilmu pendidikan yaitu Ilmu pendidikan
Teoritis , Ilmu pendidikan sistematis, Sejarah pendidikan, Ilmu
perbandingan pendidikan, Ilmu pendidikan praktis. Sedangkaan ilmu bantu
pendidikan yaitu Ilmu-ilmu biologi, Ilmu jiwa, Ilmu-ilmu
sosial
3.2
SARAN
Dalam
pelaksanaannya kami menyarankan kepada seluruh pihak untuk:
a. Lebih
memperhatikan aspek-aspek maupun syarat dalam melaksanakan suatu pendidikan
b.Harus memperhatikan cara
melaksanakan suatu pendidikan seperti memperhatikan praktek, tujuan dari pendidikan
itiu sendiri
c. Memperhatikan
psikologisnya sebagai ilmu bantu dalam menyampaikan pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim . 2007. ILMU PENDIDIKAN TEORITIS DAN PRAKTIS. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Mustaqim. Dkk. 2010. PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Jakarta : PT. Rineka
Cipta
Danim,
Sudarman. 2010. PENGANTAR KEPENDIDIKAN. Bandung : Alfabeta
http://www.pendidikanekonomi.com/2013/03/pandangan-pendidikan-tentang-manusia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar